Campina berusaha menciptakan hal yang serupa, maka mereka turut merilis Bazooka di masa lampau. Perkembangannya sepertinya kurang baik karena pun mereka tidak didukung komersialisasi yang masif di media massa.
Beberapa tahun menjelang, Campina kembali datang dengan beberapa produk eskrim yang kurang biasa adanya, seperti eskrim dengan bahan susu kedelai, luve, untuk orang-orang yang tidak bisa mengkonsumsi dairy ice cream. Selang beberapa tahun kemudian hadir ice cream dengan case kardus karton. Sesuatu yang kurang lazim di kulkas Campina.
Produk itu ialah Gold Ribbon Cashew, sebuah produk yang dari kemasan kerdusnya itu punya nilai lebih ketimbang yang lain. Dari harga dan bentuk tentu ini head-to-head dengan Magnum, namun sejauh mana mereka melangkah dari segi rasa dengan Gold Ribbon ini?
Rasanya Gimana Der?
Dari gigitan demi gigitan, terbayang pertanyaan dimana sih mereka mau memposisikan diri dengan rasa yang ada ini. Jika kita membahas rasa cokelat dalam suatu makanan di segala jenis baik eskrim, minuman, dan snack... ada permainan kadar sodium di dalamnya. Kadar ini yang membuat rasa cokelat itu ketimbang pahit, lebih ke asin-manis. Rasa asin ini sendiri tidak terlalu mencuat karena cukup imbang dengan manisnya.
Gold Ribbon Cashew memang tidak sewangi Magnum, ada kesan Magnum itu lebih cokelat dari yang lain, namun sebenarnya Gold Ribbon ini lah yang lebih imbang rasa cokelatnya. Setelah mengkonsumsi Gold Ribbon tidak ada rasa haus yang berlebih. Hal ini memang sepertinya sodium yang ditawarkan lebih sedikit ketimbang Magnum. Terlebih lagi cokelat dengan rasa yang baik ini ternyata gathuk dengan krim di dalamnya, hal ini membuat Gold Ribbon terasa leeejat.
Penjabaran yang detail bukan? Ya begitulah dunia persilatan. Memang cukup gaib dalam perumusan rasa perisa untuk memenangkan lidah konsumen.
Ini pendapat peribadih saya, silahkan coba sendiri dengan harga kira-kira 13.000 untuk dapat mencoba sang Gold Ribbon batangan ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar